TN Alas Purwo

Geosites di Wilayah Taman Nasional Alas Purwo

Pantai Pancur

Pantai pancur merupakan salah satu pantai yang terletak di Taman Nasional Alas Purwo. Ciri khas pantai ini adalah adanya aliran sungai air tawar yang memiliki celah batuan terjal pada hilirnya sehingga menyebabkan terjadinya aliran air yang memancar melalui celah batuan tersebut.  Pantai pancur memiliki karakteristik zona intertidal dimana zona ini merupakan zonasi laut paling sempit dan dibatasi oleh garis pasang surut air laut, pada zona ini ditemukan zonasi batu karang dan bed rock (Setiawan et al. 2018)[1]. Pantai Pancur terdiri memiliki dua tipe substrat yaitu batu yang terdiri dari batu karang dan batuan vulkanik, serta pasir. Pada pantai pancur terdapat singkapan gunungapi tua yang terdiri dari aglomerat, breksi dan lava dari formasi batu ampar. Breksi gunungapi pada pantai pancur bersifat laharan. Pada wilayah ini dapat ditemukan batu gamping dan batuan gunungapi tua yang menandakan adanya proses vulkanik sudah mulai terhenti sehingga proses  pembentukan batugamping terjadi secara optimal. Berkaitan dengan Komplek Kaldera Ijen Purba, terhentinya aktivitas vulkanik di wilayah selatan mengakibatkan terbentuknya busur magmatic utara.

[1]Setiawan, Rendy, Tri Atmowidi, Kanthi A. Widayati, and Pradina Purwati. 2018. “Preferensi Habitat Spesies Ophiuroidea Di Zona Intertidal Pantai Pancur Taman Nasional Alas Purwo.” Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology 11(2):151. doi: 10.21107/jk.v11i2.4741.

 

Pantai Parang Ireng

Pantai parang ireng terletak tidak jauh dari pantai Pancur, pada pantai ini dapat ditemui adanya singkapan lava andesit basal berwarna hitam, warna hitam pekat dipengaruhi oleh adanya komposisi mineral kuarsa. Struktur batuan beku pillow lava berkaitan dengan peristiwa erupsi gunungapi di Selatan Jawa. Lava yang terfragmen menggambarkan adanya aliran lava yang masuk kedalam laut. Meskipun dinamakan pantai parang ireng, pantai ini memiliki pasir pantai berwarna putih, pengambilan nama parang ireng didasarkan pada warna hitam pada lava andesit yang ada pada pantai ini.

Sumber gambar : https://cdn.antaranews.com/

Batu Kapur Semenanjung Blambangan

Batu kapur semenanjung blambangan terletak pada Pantai Plengkung. Pantai Plengkung menyajikan panorama singkapan batu gamping berwarna coklat muda yang memiliki tekstur sangat kasar. Batu gamping merupakan penyusun utama dalam bentang alam karst di wilayah Semenanjung Blambangan pada periode neogen sekitar 23 juta tahun yang lalu, yang dikenal dengan Formasi Punung. Salah satu proses yang terjadi pada Pantai Plengkung adalah abrasi pada tebing batu gamping yang menghasilkan ceruk dengan ketinggian 1,5-2 m dari muka laut. Sebelah utara pada Pantai plengkung terdapat 3 deret undak pantai yang menandakan pengangkatan aktif tektonik pada bagian selatan Jawa.

Kawasan Taman Nasional Alas Purwo memiliki gunungapi aktif yang diperkirakan memiliki umur yang sama dengan Pulau Merah. Pada 11-16 juta tahun yang lalu atau pada masa Miosesn Tengah muncul teras terumbu di atas batuan vulkanik, teras terumbu mulai bermunculan selaras dengan terhentinya aktivitas vulkanik pada wilayah Alas Purwo. Terjadi pengangkatan dan penurunan muka air laut sehingga teras terumbu tersingkap ke permukaan.

Goa Istana

Goa Istana merupakan salah satu geosites yang menandakan adanya proses pengangkatan sehingga membentuk perbukitan karst yang selanjutnya mengalami proses karstifikasi menjadi sebuah gua. Gua ini terbentuk dari proses pelarutan air yang masuk melalui celah batuan. Pada goa istana ditemukan pula adanya mata air, dimana mata air dalam gua istana bersifat perennial dengan debit optimal dan tetap sepanjang tahun, yaitu 21,8 lt/dt. Selain memiliki keunikan lanskap geologi, goa istana juga merupakan menjadi lokasi bernuansa religi. 

Sumber gambar : https://assets.promediateknologi.com/